Minggu, 19 April 2015


LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA DASAR

HUKUM PEMISAHAN GEN SEALEL
(HUKUM MENDEL 1)









Disusun Oleh:
Nama                    : Gunawan
Nim                       : 1405101050043
Kelompok             : 3
Kelas                     : Agroteknologi  01



LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2015



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan kekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan laporan ini. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahan kepada nabi Muhammad saw. yang menjadi tauladan para umat manusia yang merindukan keindahan syurga.
Kami menulis laporan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui ilmu tentang Pemisahan Gen Sealel (Hukum Mendel 1). Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat kesungguhan dalam menyelesaikan laporan ini, akhirnya laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
            Besar harapan, mudah-mudahan laporan yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat dan maslahat bagi penulis dan semua orang.
Wasalamu'alaikum Wr.Wb




                                                                              Darussalam, 01 April 2015
                                                                                         

                                                                              Penyusun








DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
ABSTRAK…………………………………………………………………….
BAB I :  PENDAHULUAN………………………………………………….
1.1  Latar belakang........................................................................................
1.2  Tujuan………………………………………………………………….
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………...
BAB III :METODE PRAKTIKUM………………………………………...
     3.1 Tempat dan waktu……………………………………………………...
     3.2 Bahan dan alat………………………………………………………….
     3.3 Metode pelaksanaan praktikum………………………………………...
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………..
     4.1 Hasil Pengamatan……………………………………………………....
                 4.2 Pembahasan.............................................................................................
BAB V : KESIMPULAN……………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
LAMPIRAN…………………………………………………………………










ABSTRAK

            Mendel melakukan sebuah eksperimen dengan mengunakan kacang ercis Hasil dari persilangan tersebut kemudian disilangkan dengan sesamanya kemudian didapatkan keturunan kedua. Pada  keturunan pertama tidak muncul ercis keriput, sedangkan pada keturunan kedua ercis keriput muncul,jadi terdapat sifat yang dominan dan sifat resesif sifat yang dominan ialah sifat yang tampak sedangkan sifat diantara dominan dan resefif(diantara) dinamakan intermediet,dikenal juga ada hukum 1 mendel dan hukum 2 mendel dalam melaukan percobaan ini yang inigin dilihat ialah gambaran tentang kemungkina gen yang dibawa oleh gamet akan bertemu secara acak serta meelakukan pengujian lewat tes ,pada percobaan ini mengunakan kancing genetika yang dianggap sebagai gamet dan mengunakan perlakukan yang berbda-beda yaitu monohibrid dominan dan intermediet serta dihibrid dominan dan intermediet hasil yang didapatkan bahwa rata-rata dari data kelas dan data pribadi sesuai dengan hukum mendel yang ditandai dengan apabila nilai  hitung lebih kecil daripada nilai tabel pada df maka sesuai dengan hukum mendel dan sebaliknya,pada persilangan data kelas monohibrid intermediet tidak sesuai dengan hukum mendel,ketidaksesuaian ini dapat disebabkan karena dalam pengocokan sebelum mengambil kancing tidak merata.

Kata kunci:hukum mendel,monohibrid dominan dan intermediet,dihibrid dominan dan intermediet,  hasil, tabel.



I.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Hukum mandel 1 adalah perkawinan dua tetua yang mempunyai satu sifat beda. Hukum ini terdiri dari dua bagian: 1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan 2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Selama proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas itu dikenal sebagai segregasi gen.
Dengan demikian setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya. Pada waktu fertilisasi, sperma yang jumlahnya banyak bersatu secara acak dengan ovum untuk membentuk individu baru. Mendel melakukan percobaan selama 12 tahun. Dia menyilangkan (mengawin silang) sejenis buncis dengan memerhatikan satu sifat beda yang menyolok. Misalnya, buncis berbiji bulat disilangkan dengan buncis berbiji keriput, buncis dengan biji warna kuning disilangkan dengan biji warna hijau, buncis berbunga merah dengan bunga putih, dan seterusnya. Untuk memudahkan mempelajarinya, tiap-tiap persilangan diberi simbol.
 Pada saat menyilangkan, tanaman induk diberi notasi P (singkatan dari parental=induk). Keturunan 1 (keturunan pertama) yang dihasilkan disebut F1 (singkatan dari filial = keturunan). Untuk mendapatkan keturunan 2 (F2) dilakukan persilangan antar sesama F1. caranya, Mendel menanam tumbuhan F1 yang disilangkan dengan tumbuhan F1 yang lain.  Persilangan antara (F1 X F1) pada proses fertilisasi gamet-gamet yang mengandung gen itu akan melebur secara acak dan terdapat 4 macam peleburan atau perkawinan perbandingan genotipe yaitu 1:2:1, dan perbandingan fenotipe 3:1.


1.2  Tujuan Pratikum
Adapun tujuan praktikum kali ini, yaitu:
1. Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan Hukum Mendel.
2. Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan.
3. Memahami pengertian dominan, resesif, genotif, fenotif.



II.    TINJAUAN PUSTAKA

            Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum Segregasi. Selama proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas. Hukum Mendel I dikaji dari persilangan monohibrid. (Syamsuri, 2004)
Hukum Mandel I berlaku pada gametogenesis F1. F1 itu memiliki genotif heterozigot. Baik pada bunga betina maupun benang sari, terbentuk 2 macam gamet. Maka kalau terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F1) terdapat 4 macam perkawinan. (Yatim, 1996).
Pada galur murni akan menampilkan sifat-sifat dominan (alel AA) maupun sifat resesif (aa) dari suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan mempunyai kedua macam alel (Aa) tetapi menampakkan sifat dominan (apabila dominant lengkap). Sedangkan individu heterozigot (F1) menghasilkan gamet-gamet, setengahnya mempunyai alele dominant A dan setengahnya mempunyai alele resesif a. Dengan rekomendasi antara gamet-gamet secara rambang populasi F2 menampilkan sifat-sifat dominant dan resesif dengan nisbah yang diramalkan. Nisbah fenotif yaitu 3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif (aa). Nisbah geneotif yaitu 1 dominan lengkap (AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa). ( Crowder, 1997)
Sifat yang muncul pada F1 disebut sebagai sifat dominant (menang), sedangkan yang tidak muncul disebut sifat yang resesif (kalah). Oleh Mendel, huruf yang dominant homozigot diberi symbol dengan huruf pertama dari sifat dominan, dengan menggunakan huruf kapital yang ditulis dua kali. Sifat resesif diberi symbol dengan huruf kecil dari sifat dominant itu tadi. Symbol ditulis dua kali atau sepasang karena kromosom selalu berpasang. Setiap gen pada kromosom yang satu memiliki pasangan pada kromosom homolognya. (Syamsuri, 2004)




III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu
Adapun tempat praktikum yaitu di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala pada hari kamis tanggal 26 Maret 2015 pukul 10:00 WIB.
3.2 Bahan dan Alat Praktikum
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
·         Model gen (kancing genetik) 2 warna
·         Dua buah stoples
3.3 Metode Pelaksanaan Praktikum
Adapun cara kerja dalam praktikum ini yaitu:
Diambil model gen merah dan putih, masing 30 pasang atau 60 biji (30 jantan dan 30 betina). Kemudian disihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan. Ini dimisalkan individu merah dan individu putih. Kemidian dibukalah pasangan gen di atas (langkah 2), ini misalkan pemisahan gen pada pembentukan gamet, baik oleh individu merah atau individu putih. Selanjutnya digabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan sebaliknya. Ini menggambarkan hasil persilangan atau F1, keturunan individu merah dan individu putih. Kemudian dipisahkan kembali model gen merah dan model gen putih. Hal ini menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.
Selanjutnya semua model gen jantan baik merah maupun putih dimasukkan ke dalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih masukkan ke dalam stoples betina. Kemudian dengan tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut diambillah secara acak sebuah gen dari masing-masing stoples, kemudian dipasangkan. Lakukan secara terus-menerus pengambilan model gen sampai habis dan catat setiap pasangan gen yang terambil kedalam tabel pencatatan. Bisa juga dengan mengembalikan model gen yang terambil (langkah 8) kedalam stoples masing-masing untuk selanjutnya mendapat kesempatan terambil lagi. Lakukan percobaan serupa untuk pengambilan 20 x, 40 x, dan 60 x.



IV. HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Pencatatan untuk pengambilan 20 x
No
Pasangan
Tabulasi Ijiran
Jumlah
1
Merah-merah
IIIII I
6
2
Merah-putih
IIIII IIII
9
3
Putih-putih
IIIII
5

Tabel 2. Pencatatan untuk pengambilan 40 x
No
Pasangan
Tabulasi Ijiran
Jumlah
1
Merah-merah
IIIII IIIII II
12
2
Merah-putih
IIIII IIIII IIIII IIIII
20
3
Putih-putih
IIIII III
8

Tabel 3. Pencatatan untuk pengambilan 60 x
No
Pasangan
Tabulasi Ijiran
Jumlah
1
Merah-merah
IIIII IIIII IIIII
15
2
Merah-putih
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
30
3
Putih-putih
IIIII IIIII IIIII
15

Table 4. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 20x
No
Fenotipe
Pengamatan
Harapan
Deviasi
(Observasi = O)
(Expected)
(O-E)
1
Merah
15
 = 15
0
2
Putih
5
 = 5
0
3
Total
20
20
0
Table 5. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 40x
No
Fenotipe
Pengamatan
Harapan
Deviasi
(Observasi = O)
(Expected)
(O-E)
1
Merah
32
 = 30
2
2
Putih
8
= 10
-2
3
Total
40
40
0

Table 6. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 60x
No
Fenotipe
Pengamatan
Harapan
Deviasi
(Observasi = O)
(Expected)
(O-E)
1
Merah
45
 = 45
0
2
Putih
15
 = 15
0
3
Total
60
60
0






  
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan kancing genetic dengan dua perbedaan pada warna yaitu kancing gen yang berwarna merah  dan kancing gen berwarna biru. Setelah dilakukan pemilihan secara acak dari dalam stoples, mulai dari pengambilan 20x, 40x, dan 60x  dengan perbandingan 1 : 2 : 1.
Pengambilan  pertama dilakukan 20x secara acak, didapatkan jumlah tabulasi ijiran dengan pasangan merah-merah  berjumlah 6 pasang, pasangan merah-biru berjumlah 9 pasang dan terakhir  pasangan biru-biru dengan jumlah 5 pasang.
Selanjutnya pengambilan kedua dilakukan  pengambilan hingga 40 x secara acak, didapatkan jumlah tabulasi ijiran dengan pasangan merah-merah dengan jumlah 12 pasang,pasangan merah-biru berjumlah 20 pasang dan yang terakhir pasangan biru-biru dengan jumlah 8 pasang.
Dan yang terakhir  pengambilan kancing genetik secara acak dengan 60 x pengambilan, didapatkan jumlah tabulasi ijiran dengan pasangan merah-merah dengan jumlah 15 pasang, pasangan  merah-biru dengan jumlah 30  pasang dan yang terakhir  pasangan biru-biru dengan jumlah 15 pasang kancing genetik.
Setelah hasil tabulasi ijiran telah didapatkan jumlahnya dari setiap pasang kancing genetic yang dilakukan mulai dari 20x, 40x, dan 60x,  maka setiap fenotipe yaitu merah dan putih kita lakukan perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected (E)  untuk mendapatkan deviasi (O-E), artinya pengamatan-harapan.
Untuk pengambilan 20x, didapatkan bahwa fenotipe merah memiliki jumlah 15 dalam observasi (O) dan memiliki harapan (E) dengan jumlah 15, sehingga didapatkan deviasinya yaitu 0. Selanjutnya untuk fenotipe putih, memiliki observasi yang berjumlah 5, dan memiliki harapan dengan jumlah 5, sehingga deviasi jumlahnya 0. Total keseluruhan adalah observasi berjumlah 20, harapan 20, dan deviasi total berjumlah 0.
Untuk pengambilan 40x, didapatkan bahwa fenotipe merah memiliki jumlah 32 dalam observasi dan memiliki harapan dengan jumlah 30, sehingga hasil deviasinya adalah 2. Kemudian untuk fenotipe biru, memiliki observasi yang berjumlah 8  dan memiliki harapan 10, sehingga hasil deviasinya adalah -2. Total keseluruhan adalah observasi berjumlah 40, harapan berjumlah 40, dan total deviasi berjumlah 0.
Untuk pengambilan 60x, didapatkan bahwa fenotipe merah memiliki jumlah 45 dalam observasi dan memiliki harapan dengan jumlah 45, sehingga hasil deviasinya 0. Selanjutnya untuk fenotipe biru, memiliki observasi yang berjumlah 15 dan memiliki harapan 15, sehingga hasil deviasinya 0. Total keseluruhannya adalah observasi berjumlah 60, total harapan berjumlah 60, dan total deviasinya adalah 0.
            Dari pengamatan yang telah dilakukan apabila  nilai deviasi mendekati angka 1 maka data yang diharap makin bagus, dan pernyataan fenotif tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna. Tapi kalau perbangdingan o/e makin menjauhi angka 1, data itu buruk, dan pernyataan fenotif tentang karakter yang diselidiki berarti dipengaruhi oleh faktor lain.
            Untuk perbandingan genotipe dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil,yaitu; 1:2:1 (1MM:2Mm:1mm). Kancing bergenotif MM dan Mm berfenotif sama, yaitu merah, hal ini disebabkan karena  karakter m untuk biru resesif  tertutupi oleh karakter M untuk merah dominan. Dengan demikian dari hasil percobaan yang telah dilakukan terbukti bahwa untuk persilangan monohibrid diperoleh perbandingan fenotipe 3 merah : 1 putih.






V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulakan bahwa :
1.      Gen memiliki bentuk alternative yang mengatur variasi pada karakter keturunannya. Setiap individu membawa sepasang gen, baik dari tetua jantan maupun betina. Sepasang gen yang memiliki dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu nampak dari luarnya secara visual, sedangkan alel resesif tidak nampak tetapi akan diwariskan pada gamet yang dibentuknya.
2.      GENOTIP adalah komposisi atau sifat yang tak tampak.
3.      FENOTIP adalah sifat yang tampak pada keturunan.     
4.      Sifat dominan ditemukan pada fenotip Merah dan sifat resesif ditemukan pada f2 heterozigot.
5.      Perbandingan pengambilan 20 X, 40 X, 60 X pada praktikum sudah mendekati bunyi hukum Mendel, yaitu : 1:2:1.          
6.      Deviasi menyatakan besarnya penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya harapan. Deviasi mendekati angka 1 maka data yang diharap makin bagus, dan pernyataan fenotif tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna.




DAFTAR PUSTAKA

Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab.
Agronomi Universitas Bengkulu.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Welsh, James R.. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta:
Erlangga.
Yatim, Wildan. 1996. Genetika. Bandung: Tarsito.















LAMPIRAN











Model Gen (Kancing Genetika) 2 warna
Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\1427897900415.jpg











Pasangan gen Merah-merah
Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\1427897877523.jpg











Pasangan gen Merah-biru

Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\1427897890987.jpg












Pasangan gen Biru-biru
Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\1427898581507.jpg












Pasangan gen Merah-merah, Merah-Biru, dan Biru-biru










Tidak ada komentar:

Posting Komentar